/* Ads dari Propeller -------------------------- */ Warung Internet

Game? Ogah!

Di balik manfaatnya, perkembangan teknologi justru menjadi ancaman. Seperti kehadiran video game yang dapat menghambat kemajuan akademis anak. Berikut ini saya akan mengulas mengenai game dari sisi riset atau penelitian orang lain dan dari sisi fakta kehidupan. Mari ikuti,

A. Ulasan berdasarkan riset dan penelitian

Penelitian yang dipublikasikan dalam Psychological Science Maret 2010 menunjukkan, konsumsi permainan multimedia secara intens memperburuk kemampuan anak untuk membaca dan menulis. Paparan video game membuat fokus anak terpecah karena sibuk memikirkan cara untuk meningkatkan skor permainannya.

Seperti dikutip dari laman Shine, penelitian tersebut dilakukan terhadap sejumlah anak laki-laki dengan fokus usia 6-9 tahun. Mereka mengonsumsi video game selama empat bulan penuh, tanpa gangguan permainan lain. Anak-anak usia 2-11 tahun diperkirakan memiliki akses terhadap video game sebesar 71 persen.

Hasil penelitian ini menuai kontroversi karena bertentangan dengan sejumlah penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa bermain video game justru bisa menyegarkan pikiran anak-anak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa permainan dapat bermanfaat sebagai alat pembelajaran bagi anak. Tidak hanya meningkatkan pemikiran ilmiah, tapi juga keterampilan motorik halus.

Namun, penelitian yang menyatakan bermain video game bisa membuat prestasi akademik menurun bukanlah yang pertama. Sebuah studi Michigan State University tahun 2009 menunjukkan, anak usia 12 tahun yang bermain video game telah dibuktikan memiliki nilai rata-rata kelas yang lebih rendah.

B. Ulasan berdasarkan fakta kehidupan

Ide awal dari sebuah game pastinya adalah sebagai media hiburan. Dan pastilah hampir semua game dibuat sebagai hiburan. Tentang bagaimana seseorang justru menjadi stress karena terus menerus kalah saat bermain game, itu lain soal, dapat dikatakan sial. Namun seharusnya seperti juga pada olah raga yang bersifat kompetitif, seharusnya game juga dapat membantu para pemainnya untuk belajar sportif. Sportifitas sendiri merupakan nilai positif yang diharapkan terkandung dari sebuah game.

Seperti juga dalam kehidupan sehari-hari, tidak selamanya kita ‘menang’, namun juga tidak selamanya kita ‘kalah’. Semuanya harus diusahakan dengan baik seperti halnya pada game. Manfaat lain yang mungkin kurang disadari adalah aspek kecerdasan dan reflek saraf yang sebenarnya juga sedikit banyak terasah dalam sebuah game, terutama game yang bersifat sangat kompetitif. Itulah mengapa kini juga banyak dikembangkan game edukasi untuk anak-anak, karena dengan belajar melalui visualisasi yang menarik diharapkan semangat anak untuk belajar akan lebih terpacu. Selain itu manusia juga mempunyai sifat dasar lebih cepat mempelajari segala sesuatu secara visual-verbal. Itulah mengapa game sebenarnya juga baik jika dilibatkan dalam proses pendidikan (game edukasi).

Tapi yang berbahahaya jika game itu disalah artikan. Misal seorang anak yang lupa waktu karena bermain game. Tentu saja itu sangat meresahkan dan mengkhawatirkan. Yaa,, bolehlah sekali dua kali bermain game, tapi ingat waktu.

0 komentar:

Post a Comment

Berikan Kritik dan Saran Anda !!!