/* Ads dari Propeller -------------------------- */ Warung Internet

Merah untuk Merdeka, Putih untuk Ramadhan

Dapatkah Anda menebak maksud dari judul postingan saya kali ini? Ya, benar, sepintas intuisi Anda benar. "Merah untuk Merdeka, putih untuk Ramadahan" sudah sangat jelas. Agaknya bulan Agustus ini terasa lebih istimewa dan terkesan wah bila dibandingkan dengan Agustus-Agustus lainnya. Pasalnya, di tengah-tengah bulan Kemerdekaan, langsung disambut dengan bulan suci Ramadhan. Mana yang harus lebih diutamakan? Haruskan bulan Agustus ataukah Ramadhan? Atau bagaimana?



Bulan Agustus => Bulan Kemerdekaan


Sudah tradisi dan budaya bangsa Indonesia di bula ini. Sang Merah Putih bertengger di tiap sudut kota dan di semua pelosok negeri. Serangkaian lomba rakyat dan pentas seni turut mewarnai bulan ini, tak terkecuali the biggest moment, Upacara 17 Agustus, yang mau atau tidak mau HARUS dijalankan tiap setahun sekali.
Lho bagaimana, kan bertepatan dengan Ramadhan? Menurut Anda? ....
Ikuti percakapan kedua orang berikut:
Si A : Dibatalkan saja, acara itu tidak efektif, kan panas, nanti banyak yang sengaja membatalkan puasanya, gara-gara tuh upacara!
Si B : Ya tidak bisa, masa' event setahun sekali ini harus ditinggalkan! Apa kata para (arwah) pahlawan kita? Pasti mereka kecewa?
Si A : Bagaiman kalau malam saja upacaranya?
Si B : Hush, ngawur. Ya ga' bisa. Upacara 17 Agustus tetap diadakan pagi hari, karena proklamasi itu terjadi pada pukul 10 pagi, bukan 10 malam. Dan masalah ngebatalin puasa, itu tergantung iman masing-masing.


Dapatkah Anda mengambil suatu pelajaran? Seharusnya, YA! Apakah itu? Sudahlah, Anda sudah tahu.


Si A : Bagaimana ya dengan lomba-lomba rakyat?
Si B : Kalau menurutku itu yang tidak wajib, ga' diadain juga ga masalah!, tapi terserah daerah masing-masing. Ada yang dipercepat atau ditunda hingga selesai hari raya. Dilakukan di bulan Ramadhan juga tidak masalah. Enaknya lomba dilakukan sore hari, hitung-hitung ngabuburit bersama.
Si A (dalam pikirannya) : Ada lomba makan kerupuk ga' ya?
Si B (dalam pikirannya juga) : Jelas tidak


Bulan Ramadhan => Best of The Best Moon


Siapa yang tidak kenal bulan ini, hampir semua orang muslim mengenalnya, yang kurang hanyalah mendalami, memaknai dan melakoni. Apa yang menjadikan bulan ini begitu istimewa? (cari saja di google)
Salah satu diantaranya, turunnya Al-Qur'an, bulan dimana rahmat dan ampunan terbuka lebar, bulan dimana pintu neraka ditutup rapat dan pintu surga dibuka lebar-lebar dan turunnya Lailatul Qadar (sebenarnya masih banyak).


Lantas, pada tanggal 17 Agustus diadakan upacara dan sebelum upacara pasti ada latihan dan gladi-gladi. Apa ada dispensasi bagi petugas pelaksana upacara, maksudnya, mungkin berhutang dulu, setelah Ramadhan, baru diganti.
Jelas jawaban yang sesuai dengan syariat adalah TIDAK, tidak boleh karena :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa


Nah, hukumnya adalah wajib/fardhu 'ain, tidak boleh tidak. Tidak ada keterangan boleh ditunda atau dikerjakan lain waktu. Puasa hanya boleh tidak dikerjakan bila memang benar-benar memiliki alasan yang sangat kuat, misal wanita yang dalam keadaan haid dan nifas, ibu hamil atau menyusui, sakit puuaraah. Bila selain hal-hal tersebut, maka dapat dikatakan kurang beriman.


Intinya (Kesimpulan)


Jadi tidak masalah, dua bulan besar datang berpapasan satu sama lain. Merdeka itu harus, dan puasa itu WAJIB, Entah bagaimana caranya, yang penting keduanya harus sejalan dan tidak boleh saling dijadikan alasan satu sama lain. Ingat, bukankah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terjadi pada hari Jum'at legi, tanggal 17 Agustus 1945 yang bertepatan dengan bulan Ramadhan. Bila dulu para pedjuang bangsa mampu dalam keadaan berperang, kenapa sekarang yang sudah merdeka tidak bisa? Harus, harus bisa.

0 komentar:

Post a Comment

Berikan Kritik dan Saran Anda !!!