/* Ads dari Propeller -------------------------- */ Warung Internet

Halal bihalal, asli Indonesia

Sebelumnya, saya hendak mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 Hijriah kepada seluruh umat Islam yang merayakannya. Begitu cepat, sebulan penuh Ramadhan telah berlalu. Rasanya baru kemarin hendak puasa, eh.. tak disangga, Syawal sudah datang. Entah mengapa, kini waktu terasa begitu cepat. Mari kita syukuri bersama, bahwasanya Ramadhan telah tempuh, dan semoga berdampak positif bagi kehidupan mendatang.

Dihari yang fitri ini, saya ucapkan rasa maaf sepenuhnya kepada kedua orang tua (tentunya), saudara-saudara, teman-teman, dan para sobat blog di manapun antum berada, atas segala kekhilafan yang terjadi secara sengaja maupun tidak. Ngomong-ngomong mengenai Idul Fitri, hal telah membudaya dikalangan umat muslim Indonesia adalah sitalurahmi, atau yang lebih populer disebut halal bi halal. Sebenarnya apakah makna dari kata itu? Mari ikuti penelusuran berikut.

Selidik punya selidik, halal bi halal merupakan momen yang terjadi setelah bulan Ramadhan, yakni berkumpul dan saling mempererat silaturahmi. Hal ini lazim dilakukan di Indonesia tercinta. Dan yang menarik, ternyata orang Arab sendiri, tidak mengerti apa itu halal bi halal, karena memang tidak ada istilah seperti itu dalam bahasa Arab. Jadi, bagaimana bisa istilah tersebut populer di Indonesia? Bahkan istilah tersebut kita ekspor dan digunakan (dicontoh) oleh Malaysia dan Brunei Darussalam (mungkin karena jasa Tenaga Kerja Indonesia kita).

Ga' jelas diapa yang membuat istilah "Halal bi Halal". Ada yang bilang Bung Karno-lah yang memprakarsainya. Dari salah satu sumber televisi, sejarah halal bi halal bermula dari kemerdekaan bangsa Indonesia diraih bertepatan pada saaat umat muslim melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Pada bulan Ramadhanlah bangsa Indonesia terbebas dari penjajah dan juga dari godaan syetan. Pada saat itu, banyak spanduk yang bertuliskan halal bi halal. Oleh karena itulah frase tersebut masih dipakai hingga sekarang.

Direktur tafsir Al-Qur'an Indonesia, Bpk Quraish Shihab menafsirkan bahwasanya, akar kata halal yang kemudian membentuk berbagai bentukan kata, sehingga mempunyai arti yang beraneka ragam, sesuai dengan bentuk dan rangkaian kata berikutnya. Makna-makna itu berarti menyelasaikan problem, meluruskan benang kusut, melepaskan ikatan, dan mencairkan yang beku.

Tentunya telah jelas, apa inti dari halal bi halal bila dikaji dari berbagai makna di atas. Namun, bila kita masih bingung dengan penjelasan tersebut, tak menjadi masalah. Katakanlah bahwa halal bi halal merupakan suatu istilah yang pada hakakatnya memaknai Idul Fitri. Jadi semakin banyak Anda menyelesaikan masalah dengan keluarga, teman, atau saudara, meluruskan suatu permasalahan, melepaskan ikatan dan menyambung silaturahmi (mencairkan yang beku), berarti Anda telah memaknai arti kata halal bi halal. Ingat, memaknai (mengamalkan) jauh lebih berarti daripada sekedar mengerti. Insya Allah

0 komentar:

Post a Comment

Berikan Kritik dan Saran Anda !!!